Masihkan kau berkenan kusapa Saudara dan sahabatku ?
Sungguh aku sangat “menyesal”,
Apakah penyesalanku ini masih berguna untukmu?
(Aku sangat tahu jawabanmu)
(“Penyesalan tak ada gunanya, Nasi sudah menjadi bubur !”)
Tapi, dihari ini aku ingin kau tetap tahu !
Aku sangat menyesal & penyesalan itu hanya dapat ku rasakan dalam hatiku sendiri.
Sungguh aku sangat menyesali, atas apa yang telah kulakukan padamu...
Aku sangat tahu kau pasti kesal, marah, kecewa bahkan mulai benci padaku.
Aku sangat tahu itu. Ada sepotong hati yang luka karena kelakuanku ...
Sahabatku !
Masihkan kau mau mendengar suaraku ?
Sudikah kau memaafkanku? Atas apa yang telah kulakukan padamu?
Maafkanlah kekhilafanku,Sungguh aku mohon padamu maafkan perlakuanku padamu!!
Saudaraku !
Masihkan kau rasa aku seorang Saudara bagimu? atau aku hanyalah kau anggap sebagai musuh terbesarmu?
Aku tak ingin jika aku kehilangan saudara dan sahabat sepertimu, aku tak mau jauh dari seorang sahabat sepertimu, aku tak rela hari-hari ini hampa karena marah yang ada di hatimu !
sahabatku, Yang ku mau hanyalah kata maaf darimu
Meski aku sangat tahu Mungkin aku memang tak pantas mendapatkan kata maaf darimu. Tapi kuberharap dan mohon dengan sangat,
Sepotong kata MAAF darimu sangat berarti bagiku. Sekali lagi aku hanya minta sepotong kata Maaf dari dirimu ...
jika kau berkenan memberikan sepotong kata itu untukku, Semoga kau juga akan tetap berkenan menaburkan tinta warna yang indah didalam hidupku. walau sebenarnya itu sangat tak mungkin lagi dilakukan atas apa yang telah aku perbuat padamu ...
Aku tak pernah bosan menunggu agar Kau, Aku, Kita selalu seindah pesona warna dalam hati, Dalam hati sanubari “Persahabatan Kita”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar