Jumat, 04 Oktober 2013

kekecewaan

Bisik jiwa tlah terputus dalam satu hembusan nafas, Janji suci tlah ku ingkari tuk bersama dalam tawa dan duka.
Yakinlah selalu …
Bawa segala luka yang menyobek hatimu adalah pisau yang mengalir di setiap tetes darahku. Kesedihan yang nampak di raut mukamu adalah kepedihan terdalamku. Ketidakramahan dirimu adalah penyobek hatiku.
Taukah kau?
Bahwa secercah tawa yang dulu slalu menghiasi wajahmu, kini tlah pudar dan bukan lagi kebanggaan dalam tali hati antara kau dan aku.
Kini kau telah melepas jemari itu. Padahal aku rapuh tanpa tangan itu.
Aku ingin kau selalu menjaga dan melindungiku
Sahabat..
Sebuah tamparan yang selalu kudapat bila kusalah, sebuah bimbingan yang selalu merangkulku bila kulemah. Kini tak akan pernah kudapati lagi.

Kemana aku harus mencari itu semua?
Kau pergi tanpa mengucap sepatah kata pun, Kau telah memutus persahabatan itu. Persahabatan yang suci.
Kini tlah kau nodai dengan kebungkaman, kebosanan, dan cibiran terhadapku. Semuanya penuh kepura-puraan !
Kau jadikan persahabatan sebagai tempat berlabuh tuk mencari pengalaman kehidupan.
Kenapa kau lakukan ini?
Ku diam dalam kebungkaman yang penuh kesakitan sedangkan dirimu tertawa penuh keriangan!

Lalu kini aku bertanya:
Apa menurutmu seorang sahabat?
Dan sahabat yang tulus seperti apa?
Maafkan diri ini bila diri ini bersalah
Meski kau telah pergi
Bagiku kau selalu ada dalam hatiku
Karena kau adalah sahabatku
Dari dulu dan sampai kapan pun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar